Foto Bersama Panitia Seminar dengan Narasumber
Kegiatan seminar yang bertempat di
gedung Kantor Pusat Fakultas Teknik UGM ini diawali oleh sambutan dari Bapak
Sidik Purnomo, S.IP., M.Si. Kepala sub-direktorat Kelembagaan dan Kegiatan
Mahasiswa UGM dan Ketua KMK Pascasarjana UGM, Harsen R. Tampomuri, S.IP.
Seminar yang dihadiri sekitar 200
mahasiswa dan masyarakat umum yang berasal dari berbagai daerah di indonesia
ini diadakan dalam rangka mendiskusikan bersama peran segenap warga negara
dalam hal ini mahasiwa yang merupakan kaum intelektual muda untuk mewujudkan
perdamaian dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat.
Sesi awal seminar ini mendengarkan
keynote speech dari Gubernur D.I.Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X yang
diwakili oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah
D.I.Yogykarta Bapak Drs. Sulistiyo, SH.CN.M.Si. Selain mengucapkan selamat dies natalis ke 6, gubernur
DIY menyampaikan beberapa hal dalam keynote speechnya.
Dalam penyampaian yang diwakili oleh
Bapak Drs. Sulistiyo, SH.CN.M.Si, beliau menjelaskan bahwa kota Yogyakarta yang
juga disebut dengan julukan city of tolerance telah dikenal
sebagai kota yang aman, damai, tenteram dan seolah tanpa gejolak, meskipun
orang dari seluruh nusantara bahkan mancanegara dengan berbagai karakter dan
latar belakang hidup bersama. ini yang menyebabkan yogyakarta menjadi contoh
sekaligus model kota yang toleran. Oleh karenanya, setiap umat beragama di
Yogyakarta diharapkan dapat mewujudkan persaudaraan atau saling memberi kasih
sayang atau saling mencintai satu dengan yang lain. Baik dalam hubungan
keluarga, kelompok maupun dalam bingkai kemanusiaan.
Beliau
juga menekankan bahwa kita juga harus mengedepankan cita-cita luhur untuk
menyempurnakan tata nilai kehidupan masyarakat Indonesia berdasarkan nilai
budaya daerah asli, antara lain Hamemayu
Hayuning Bawono yang berarti membangun dengan ramah lingkungan hidup
agar dunia menjadi hayu (indah) dan rahayu (selamat dan lestari); Asih Ing Sesami yaitu cinta
kasih kepada sesama dan lain sebagainya.
Seminar ini dimoderatori oleh Bapak Joash Tapiheru, S.IP., M.A. yang merupakan Peneliti Research Centre for Politics and Government, JPP Fisipol UGM. Sesi pertama dengan tajuk Business and Human
Rights: Dilemmas and Solutions menghadirkan
narasumber yang telah berpengalaman di bidangnya, antara lain Dr. Molan
Tarigan, S.H., M.H (Direktur Instrumen HAM, Kementerian Hukum dan HAM RI), J.S.
George Lantu ( Direktur Kerjasama ASEAN, Kementerian Luar Negeri) serta Dra.
Alida Handau Lampe Guyer, M.Si (Ketua Umum Partisipasi Kristen Indonesia) yang
juga merupakan pengusaha.
Pada sesi pertama ini, narasumber
mengulas tentang Perlindungan Hak asasi manusia dalam setiap kegiatan usaha dan
proses bisnis yang ada di Indonesia serta peran dan tanggung jawab negara untuk
melindungi hak asasi segenap warga negara.
Ibu
Alida dalam materinya menyampaikan bahwa ekploitasi sumber daya alam saat ini terjadi
secara sembrono. Hal tersebut juga hanya dikuasai oleh segelintir elit, dan
punya akses terhadap kekuasaan dan dunia usaha. Sementara itu Bapak Molan
Tarigan dalam pemaparannya menjelaskan ada dilema antara hak asasi dan bisnis
sehingga dibutuhkan keseimbangan dan bagaimana menemukan keseimbangan tersebut. Tantangan dalam menghadapi
Masyarakat Ekonomi Asean juga dipaparkan oleh Bapak George Lantu pada sesi ini.
Seminar pada sesi kedua diadakan dengan
tajuk The Challenges in
Building Multicultural State. Narasumber
pada sesi ini antara lain dr. Delis Jukarson Hehi, MARS ( DPD RI), Gregory
Allen Vanderbilt, Ph.D (Visiting Scholar, UCLA, USA) dan K.H. Abdul Muhaimin (
Ketua FPUB Yogyakarta) yang merupakan pendiri dan pengasuh pondok pesantren
Nurul Ummahat Kotagede, Yogyakarta.
Seminar pada sesi kedua ini berbicara
lebih banyak tentang tantangan dan peluang dalam membangun negara yang
multikultural. Anggota DPD RI, Bapak Delis Hehi dalam pemaparannya menyebutkan
beberapa tantangan dan penyebab potensi konflik yang dapat terjadi antara lain
kurang mengenal dan saling mencurigai antara satu kelompok dengan yang lain.
disamping itu, beliau juga menyampaikan peran wakil daerah dalam hal ini DPD RI
yang hadir dalam semangat untuk mempertahankan NKRI dan menjadi jembatan
aspirasi daerah.
Dalam
pemaparan berikutnya, Gregory
Allen Vanderbilt, Ph.D menjelaskan tentang perdamaian dunia. beliau
mengatakan Indonesia bisa menjadi contoh negara yang hidup rukun dengan kondisi
yang multikultural. Dia juga menjelaskan contoh peristiwa diskriminasi yang
terjadi di Amerika Serikat pada masa lalu serta penyelesaiannya. dalam
penutupnya dia mengutip sebuah pernyataan yang berbunyi "If you have
the feeling that something is wrong, don’t be afraid to speak up". yaitu
ketika kita merasakan sesuatu yang salah, maka kita tidak perlu takut untuk
menyuarakannya.
Sementara itu K.H. Abdul Muhaimin lebih
banyak memaparkan penerapan toleransi dalam keberagaman melalui pengalaman yang
dialaminya untuk membangun persatuan dalam keberagaman dari kegiatan yang dilakukannya.
Beliau juga menekankan bahwa hak beragama adalah hak pribadi yang tidak boleh
diganggu oleh orang lain, sehingga ketika hak beragama diberi kebebasan dan
perlindungan maka akan mengurangi potensi terjadinya konflik. Selain pemaparan materi dari setiap
narasumber, kedua sesi dalam seminar juga diisi dengan tanya jawab dan diskusi
dari peserta yang berlangsung dengan hangat dan penuh antusias.
Dalam pelaksanaan seminar ini, ada dua
orang narasumber yang awalnya direncanakan hadir untuk menyampaikan materi
namun berhalangan hadir. Mereka antara lain, Menteri Koordinator Bidang
Politik, Hukum dan Keamanan, Bapak Jenderal TNI (Purn). Luhut Binsar
Pandjaitan, MPA yang seharusnya menjadi keynote speaker namun berhalangan hadir
karena harus mempersiapkan KTT OKI di Jakarta. Selain itu Letjend TNI (Purn).
E.E. Mangindaan (Wakil Ketua MPR RI) juga direncanakan akan menjadi narasumber
pada seminar di sesi II, namun beliau berhalangan hadir karena ditugaskan untuk
menghadiri pertemuan di Sulawesi Utara.
Seminar dengan tema Seeking the Peace and Prosperity of Our Nation ini ditutup dengan
ucapan terima kasih dari Ketua Panitia, Denny Haryanto Sinaga, S.Pd serta sesi
foto bersama dengan para narasumber. Ketua Panitia menyampaikan rasa syukur dan
terimakasih kepada para narasumber,peserta, panitia serta berbagai pihak yang mendukung
kegiatan tersebut sehingga dapat terselenggara dengan baik.
Kegiatan Seminar ini merupakan salah
satu dari rangkaian kegiatan dies natalis VI KMK Pascasarjana UGM. Selain kegiatan
seminar tersebut,ada beberapa kegiatan yang juga akan mengisi rangkaian Dies
Natalis VI ini, antara lain Ibadah Perayaan Dies Natalis yang dilangsungkan
pada hari yang sama pukul 18.30 di Gadjah Mada University Club Hotel &
Convention yang akan dipimpin oleh Romo E. Azismardopo Subroto, SJ serta
kegiatan Call for Paper yang akan
dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 206 di Gedung Sekolah Pascasarjana UGM.
(DHS)
0 komentar:
Posting Komentar